"Apakah perlu TNI tangani demo buruh? Terus Polri ngapain? TNI tidak boleh ikut dalam melakukan pengamanan aksi demonstrasi buruh, itu tugas polisi". Pernyataan itu disampaikan Arief Wibowo, Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, menanggapi ancaman dari Pangdam Jaya Mayjen TNI Waris yang menyatakan siap mempertaruhkan jabatannya apabila aksi unjuk rasa di Ibukota berakhir ricuh.

Dia menegaskan, TNI dan Polri tugasnya bukan menghambat aksi demonstrasi buruh. "Tugas polisi melakukan pengamanan biar aksi demonstrasi berjalan lancar," kata Arif lagi.

Ia yakin bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh buruh bukan untuk memancing kerusuhan. Menurutnya, menyampaikan aksi adalah hak buruh di era demoktasi sekarang ini. "Itu hak buruh. Tidak ada buruh itu memancing kerusuhan. Mereka menyampaikan haknya. Harusnya dikawal agar berjalan lancar," kata Arif.

Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Waris siap mempertaruhkan jabatannya apabila aksi unjuk rasa di Ibukota berakhir ricuh. Personel TNI dipersilakan memukul dan mengusir pendemo yang mengancam objek-objek vital.

Seperti diketahui sebelumnya, Aparat keamanan seperti polisi dianggap kurang mampu melakukan antisipasi aksi unjuk rasa ribuan buruh di jalan tol seperti yang terjadi di Bekasi beberapa waktu lalu. Karena itulah TNI diminta turun tangan membantu pihak kepolisian melakukan pengamanan dan antisipasi demonstrasi buruh yang rencananya akan dilakukan lagi dalam waktu dekat ini.

Selain itu Waris juga siap mewakafkan jasadnya di Kodam jaya apabila ada kericuhan dalam aksi buruh itu.


Sumber : http://rimanews.com/read/20120201/53368/tni-dilarang-ikut-amankan-demo-buruh