Rp61 Triliun Mengalir ke Daerah saat Lebaran

Keringat Buruh. Aktivitas dan pembangunan ekonomi daerah bergerak dengan stimulus aliran dana dari kota besar yang dibawa pemudik saat Lebaran.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, berdasarkan laporan Bank Indonesia, setidaknya ada Rp61 triliun dana yang mengalir dari kota besar ke daerah selama Lebaran.”Itu satu hal yang positif,” ungkap Hatta saat menggelar halalbihalal di lingkungan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian di Jakarta kemarin. Meskipun sebagian besar dana tersebut digunakan untuk konsumsi masyarakat, dampaknya cukup signifikan menggerakkan perekonomian di daerah.

Besarnya kontribusi konsumsi saat Lebaran mendorong geliat aktivitas dan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah. Selain dibelanjakan untuk konsumsi, aliran dana yang dibawa tenaga kerja yang bekerja di kota besar juga dipergunakan untuk investasi. Dia mencontohkan, ada tenaga kerja yang menabung dari hasil bekerja selama di kota besar.Ketika kembali ke daerah dia menginvestasikan dana tersebut dalam bentuk pembelian hewan ternak atau sawah. ”Itu menunjukkan bahwa ada kegiatan di daerah yang berasal dari aliran uang dari kota ke desa.Tidak hanya dari satu aktivitas keagamaan rutin, tapi juga ekonomi sosial yang menggerakkan perekonomian daerah,”papar Hatta.

Kepala ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa melihat, aktivitas ekonomi daerah memang bergerak sejalan dengan aliran uang dari kota ke daerah. ”Belanja menjadi berlebih, konsumsi jadi tinggi.Memang ada dampak positifnya ke perekonomian daerah,” kata Purbaya. Namun, terlepas dari itu, Purbaya memandang dampak ekonomi Lebaran terhadap perekonomian nasional cenderung lebih ke arah negatif sebab produktivitas menjadi lebih rendah dibandingkan hari-hari biasa.

Indikatornya, banyak pabrik tutup dan tidak beroperasi sementara saat libur Lebaran. ”Hasilnya bisa dilihat nanti saat ekspor Agustus diumumkan, pasti ada penurunan.Tren ini saya lihat selalu terjadi setiap tahun,”ungkapnya. Meskipun tingkat konsumsi cukup tinggi saat Lebaran,tidak serta merta bisa mengimbangi penurunan produktivitas yang berpengaruh pada kinerja ekspor Agustus 2011.Penurunan aktivitas produksi akan berbanding lurus dengan kemungkinan penurunan pertumbuhan ekonomi nasional.

”Pertumbuhan ekonomi nasional menjadi tergerus dan cenderung turun.Produk domestik bruto (PDB) itu dilihat dari value added, tidak hanya dari sektor konsumsi,”imbuhnya. Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Adiningsih mengungkapkan, besarnya aliran uang dari kota besar khususnya Jakarta ke daerah-daerah saat Lebaran berdampak positif bagi perekonomian daerah. ”Tentu saja menggerakkan perekonomian daerah karena daya beli menjadi tinggi.Hotel, pariwisata, hiburan, belanja, semua bergerak,” ujar Sri saat dihubungi harian Seputar Indonesia (SINDO) tadi malam.

Menurutnya, jika kondisi tersebut terjadi setiap hari dan tidak hanya terjadi saat Lebaran, dampaknya besar terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Pada dasarnya keberhasilan tenaga kerja dari daerah yang bekerja di Jakarta diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap daerah melalui besarnya aliran uang ke daerah. Salah satunya melalui penanaman modal di sektor-sektor yang berpotensi menggerakkan roda perekonomian. Dia berharap, aliran uang yang mengalir ke daerah tidak hanya berputar di sektor konsumsi, tapi juga bisa didistribusikan ke sektor-sektor yang mendorong aktivitas ekonomi daerah.

Investasi nyata di daerah diyakini mampu mendongkrak laju perekonomian dan pembangunan daerah.”Ini juga bergantung kepala daerah, bagaimana mereka bisa mendekati orang daerah yang sukses untuk menawarkan investasi. Kepala daerah DIY dan Solo sudah mulai melakukan ini,”paparnya. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengungkapkan hal yang sama. Tunjangan hari raya dan bonus yang diterima tenaga kerja dan dibawa ke kampung halaman mendorong tingkat konsumsi menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Lebaran diyakini meningkatkan daya beli masyarakat di daerah.”Ada peningkatan transaksi ekonomi saat Lebaran karena belanja meningkat, konsumsi makin besar,”ujarnya.

Dikutip: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/425666/

Posting Komentar

0 Komentar